Ikal Harun

Tidak bisa kita ingkari dalam mengarungi hidup yang dibilang fana ini membuat kita cenderung mampu atau sering menjadi bisa memilah dan memilih mana sekiranya hal-hal yang kita suka dan mana yang kita benci. Seharusnya ini adalah hal paling lumrah yang bisa dipahami dalam sejarah peradaban manusia. Tapi, entah hanya saya atau kalian pun pernah merasakan bagaimana Tuhan menunjukan bahwa terkadang sesuatu yang kita benci bisa menjadi hal yang kita sukai.

Dalam konteks ini kita abaikan dulu faktor kekhilafan dan human error karena bagi saya alasan-alasan seperti itu kerap dijadikan pembenaran semata. Saya pernah mendengar serta membaca bahwa dalam Al-Quran dituliskan tentang hal yang sama yang menyatakan bahwa bisa jadi kita membenci sesuatu padahal itu baik bagimu dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Secara teori ini cukup menjawab kekhilafan saya. Namun itu kurang cukup bagi saya yang cukup skeptis untuk hal-hal yang receh sekalipun. Setidaknya harus ada faktor teknis yang membuat saya menyalahi idealis sebagai manusia yang masih bisa membedakan mana yang saya benci dan mana yang saya suka, mana yang baik dan buruk, mana Young Lex dan mana Saykoji, oke abaikan.

Sedikit bocoran bahwa saya pernah melakukan kekhilafan yang sudah bisa kalian tangkap garis besarnya di pengantar tadi. Nah, untuk contoh ya. Saya adalah orang yang gampang jatuh hati pada wanita yang memilki kecerdasan lebih dibandingkan saya. Ini bukan berarti saya cerdas lho. Maksud saya dia punya IQ lebih baik dari saya. Cerdas yang dimaksud ini bukan harus yang pandai matematika atau yang paham sejarah majapahit. Cerdas bagi saya adalah bagimana dia bisa memahami sesuatu dengan cara yang berbeda namun tetap tidak mengabaikan aspek ketepatan literaturnya. Percayalah tidak butuh waktu lama bagi saya untuk jatuh cinta kepada wanita-wanita yang memilki kriteria ini. Entahlah saya pun tida bisa membedakan apakah ini jatuh cinta atau hanya hasrat untuk memiliki saja.

Jadi, pada suatu ketika saya benar-benar tidak punya kekasih alias jomblo. Saya pernah jatuh cinta kepada gadis yang dulu menyukai saya sedari SMA . Kami jadian pas setelah lulus atau lebih tepatnya saat saya belum kuliah waktu itu. Entah setan apa yang merasuki saya waktu itu. Saya mendekati wanita itu dan mulai menjalankan taktik sebagai laki-laki pada umumnya yang jatuh cinta. Padahal wanita ini jauh jauh dari kata pintar. Oke mungkin itu terlalu kasar tapi sungguh tidak ada yang menarik dari wanita ini selain parasnya yang cantik dan lesung pipinya yang keterlaluan manisnya. Tapi ayolah, itu belum cukup membuat jatuh hati seorang Ikal. Namun sayangnya itu sudah terjadi.

Mungkin karna sudah kerasukan kami pun jadian dan menjalani kehidupan cinta yang saat itu lagi indah-indahnya. Yang menjadi luar biasa adalah kami pacaran selam kurang lebih 1,5 tahun dan ini merupakan prestasi luar biasa saat itu. Karena pacaran terlama sebelumnya adalah 8 bulan. Itu pun saya harus merangkak untuk move on. Dasar lemah. Ketika kami putus saya baru sadar saya menyalahi idealis saya, namun apakah itu terjadi karena faktor kekhilafan atau faktor apa?. Sampai saat ini saya berusaha mencari jawaban namun hasilnya masih buntu.



Oke, for another case. Dulu, kira-kira hampir 2 tahun yang lalu saya adalah manusia yang paling benci dengan asap rokok. Sumpah saya rela harus memaki teman agar dia bisa mematikan asap rokoknya yang hampir tidak ada bedanya dengan fogging. Kebencian ini juga hadir karena benci melihat Papa yang menjadi perokok aktif sejak saya kecil. Harus saya akui bahwa lingkungan membentuk pola. Kalau kita tidak cukup kuat maka kita akan terbawa susana lingkungan tersebut. sebagai mahasiswa yang dulunya menggemari organisasi maka asap rokok seolah menjadi bonus ketika tengah berdiskusi. Seolah mereka akan sakau ketika tidak merokok di malam hari atau tengah meminum kopi hitam tanpa gula.

Suatu ketika kami melakukan event besar. Saya katakan besar karena mengundang salah satu artis yang lagi meledak saat itu. Iya, kami mengundang Abdur SUCI 4. Mungkin bagi kalian luar Gorontalo heran kenapa kami bisa jatuh hati kepada Abdur yang isi materinya selalu tentang kritik sosial dan Indonesia timur yang dimarjinalkan. tetapi sungguh Abdur itu lucu. Oke lewati bagian Abdur. Nah, disaat kami mengundang Abdur yang seharusnya tampil malam minggu ternyata kami mendapat musibah bahwa dia tidak bisa tampil karena ketinggalan pesawat di Makassar. Jelas saya marah bukan kepalang. Bahkan manajer Abdur yang logat jawanya kental itu saya marah-marah dan saya bentak-bentak karena tidak bisa profesional. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Abdur tetap tidak bisa datang. Itu adalah malam paling stres yang tidak akan saya lupakan. Bagaimana tidak, para penonton sedikit lagi akan datang dan mereka pasti akan kecewa karena Abdur tidak jadi datang.

Kami pun segera mengirimkan broadcast via BBM dan sosmed lainnya bahwa Abdur batal tampil dan hanya akan tampil pada besok malamnya. Sebagaian kecil penonton kecewa dan melakukan refund. Sebagian besar lainnya memilih tidak masalah dan akan tetap datang. Kami pun lemas . Kursi-kursi yang tertata rapi menjadi  pemandangan yang tidak mengasyikkan. Disinilah saya gagal mempertahankan idealis sebagai anti rokok. Disaat seperti itu saya melihat salah satu teman saya menawarkan rokok kepada teman-teman lain. Tanpa sadar saya ikut mengambil dan ikut merokok. Sebagian dari mereka melongo dan seperti tak percaya. Yang lain bahagia seperti melihat teman baru dalam aliansi pecinta rokok Indonesia. Saat itu saya bodoh amat. Saya nikmati saja rokoknya toh hanya untuk malam ini saja. Sepertinya prediksi itu melenceng. Sampai saat ini saya masih merokok.

well, Sebenarnya ada beberapa hal yang lain yang serupa hanya saja saya tidak mau menjadi kepanjangan dan terkesan drama. Namun dari cerita di atas saya meyakini bahwa benci dan cinta itu hanya setipis daun bawang. Saya benar-benar percaya bahwa Terlalu membenci itu adalah sebuah kekeliruan. Akan ada banyak hal yang terjadi diluar prediksi kita sebagai umat yang katanya sebagai umat terbaik. Namun apapun itu saya tidak pernah menyesalinya karena everything is happen for the reason. Apapun alasannya mungkin suatu saat nanti saya akan mendapati jawabannya.
Apa kalian pernah seperti saya?
Untuk siapa pun Aku di masa depan...
Ingatlah kau pernah melakukan kesalahan besar di masa lalu sehingga kau harus menanggung dosanya.
Hingga kau nyaris menyerah dan memilih untuk kalah sekali lagi dalam hidupmu

Untuk siapa pun Aku di masa depan...
Dulu kau adalah pribadi yang selalu bersemangat terhadap sesuatu, Pribadi yang hangat untuk siapa pun. Tak pernah malu dalam berpendapat meski kadang kau tampak sok tahu tapi percayalah tak ada yang benar-benar bisa membencimu karena sifatmu itu..

Untuk Aku di masa depan kelak...
Kau harus menjadi orang yang luar biasa
Tak harus menjadi orang yang kaya raya agar dipandang, Atau yang berjabatan tinggi agar dihargai.
Tapi cobalah berguna untuk sesamamu, Cobalah untuk bisa menginspirasi siapa pun yang ada bersamamu, Karena itu jauh lebih mulia bagimu..

Untuk aku di masa depan kelak...
Jangan takut untuk jatuh lagi, Karena pikiran dan ragamu sudah terlatih untuk itu
Kau hanya perlu bangkit untuk kesekialn kalinya lagi dan lagi..

Untuk Aku di masa mendatang..
Ingatlah siapa yang selalu ada bersamamu meski di situasi susahmu
Ingatlah siapa yang terlebih dulu meninggalkanmu di saat sulitmu
Karena dengan begitu kau bisa memahami bahwa tak semua orang bisa menjadi teman hidup.

Untuk aku di masa depan...
Tetaplah menulis. Siapa pun kau kelak tetatplah membagi segala resahmu melalui tulisan
tidak perlu terlalu bagus, Tapi pastikan kau tetap istiqomah untuk itu
Karena sesuatu yang hebat berasal dari sesuatu yang dulu kau anggap kecil

Untuk aku di masa depan..
bersyukurlah..berbahagialah.


                                                                                           Dariku di masa lalu

                                                                                           
                                                                                               Ikal Harun
Entah bagaimana orang bisa menilai bahwa sesuatu itu sempurna, Padahal nyatanya semua kita diberikan kekurangan yang bersifat mutlak dan pasti dimiliki. Pembahasan kali ini menjadi sedikit menarik karena Kampus Fiksi menantang saya untuk menyebutkan setidaknya 3 alasan mengapa saya pantas memiliki pasangan hidup yang baik. Bukannya apa-apa hanya saja saya tidak punya banyak hal yang luar biasa sehingga mampu menarik bagi orang lain dan dimasukkan dalam kategori pasangan hidup yang baik.

Saya hanya percaya bahwa semua mahluk yang baik akan dijodohkan dengan yang baik pula, Kalaupun malah sebaliknya maka itu adalah rahmat dari Tuhan semata. Kita semua pasti punya standarisasi yang cenderung tinggi dalam menentukan pasangan hidup, Namun semuanya akan patah jua ketika takdir yang berbicara. Makanya dalam tulisan kali ini saya akan memberikan 3 alasan mengapa saya pantas mendapatkan pasangan hidup yang baik. Bahkan 3 alasan ini menurut saya sudah terlalu banyak. oke kita mulai saja..

1. Karena Saya Pria & Tampan

Tak perlu kaget membacanya. pasti kalian mengerjap-ngerjapkan mata ketika membaca kata Pria dan Tampan. Saya memang tidak salah dalam menuliskannya, Mungkin sudut pandang kita tentang makna katanya saja yang mungkin tak senada. Maksud dari kata Pria disini adalah tentang sosok manusia yang seyogianya menjaga dan melindungi serta dewasa dalam berpikir. Mungkin saya belum sepenuhnya "Pria" namun setiap laki-laki akan menuju kesana agar tidak dipandang sebagai laki-laki biasa. Pemaknaan kata pria memang menjadi sangat ekslusif karena memang hanya ditempatkan pada kalimat-kalimat tertentu. Seperti jargon salah satu iklan rokok yang mengatakan "Pria punya selera". Diksi pria di jargon tersebut bukanlah sebuah hal yang sembarangan, Ada penekanan tersendiri disitu. Bahwa pria adalah laki-laki yang matang dalam menyikapi berbagai hal bahkan termasuk kehidupan.

Kemudian kita akan membahas tentang kata Tampan. Sekilas kalau kita mendengar kata Tampan maka imajinasi kita akan tertuju aktor-aktor tampan seperti Reza Rahardian, Herjunot Ali, Vino Bastian dan lainnya. Kalian tidak salah kalau menjadikan mereka simbol sebuah ketampanan. Hanya saja kali ini saya sedikit memiliki perspektif yang beda. Setidaknya menurut salah satu akademisi dari Inggris Bapak Dr. Solomon dari University of Kent, Beliau menyatakan bahwa seharusnya cantik dan tampan adalah sesuatu yang universal dan bisa diterima oleh semua orang. Beliau sudah melakukan penelitian dan mendapati bahwa keindahan yang ideal tidak hanya berdasar pada keindahan fisik semata namun pada level yang lebih lanjut melampaui hal tersebut yaitu tentang menjadi diri sendiri, Bertanggung jawab, Cara berpikir dan cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

Hal ini menjadi acuan saya mengapa saya menulis kata tampan disitu. Ada beberapa hal yang bisa saya penuhi dari kriteria yang disebutkan Doktor Solomon tadi. Memang tak semuanya bisa dipenuhi namun hidup adalah perjalanan, Maka percayalah siapapun pasangan saya kelak saya kan berusaha terus tumbuh dan menjadi orang "tampan" tadi.


2. Karena Saya tidak membosankan

Sudah menjadi mitos bahwa dalam sebuah hubungan pasti akan ada titik jenuh yang kerap menjadi momok yang menakutkan dalam sebuah hubungan. Dalam konteks ini seharusnya ini menjadi peran yang berat bagi laki-laki karena kita harus menjadi sosok yang menghibur setiap saat. Yang bisa membuat canda dalam lautan duka, Atau menjadi telinga yang baik ketika beban hidup menjadi terasa lebih pelik. Berat rasanya mengakui namun saya adalah laki-laki yang bisa memenuhi hal tersebut. Saya adalah orang yang gemar bercanda hampir dalam setiap keadaan. Meski begitu saya tetap bisa menjadi sosok yang melankolis dalam satu waktu tertentu.




3.Karena saya akan (berusaha) selalu ada

Apalah arti tampan dan humoris namun tidak bisa hadir setiap dibutuhkan. Masalah selalu "ada" disini bukan tentang kesetiaan. Namun lebih bersifat kondisional ketika memang saya benar-benar dibutuhkan. Saya akan berusaha meluangkan waktu untuk menemani kalian meski kadang kondisi saya juga sedang terjepit atau susah. Saya adalah pribadi yang suka mendengarkan keluhan orang lain. asal bukan pada hal yang sepele seperti kenapa Chelsea Islan harus jadian dengan bastian atau mengapa orang berpendapat bahwa bumi itu datar. Saya akan tertarik kalau yang dibahas nanti adalah tentang bagaimana cara kita melewati jalan hidup yang terjal ini. Percayalah saya akan sebisa mungkin untuk mendengarkan keluhan-keluhan itu.

Jadi, Begitu saja alasan mengapa saya pantas mendapatkan pasangan hidup yang baik. Saya percaya bahwa setiap orang memiliki pola yang berbeda dalam menemukan pasangan hidupnya. Namun saya juga meyakini bahwa ini tidak akan melenceng jauh dari apa yang saya tuliskan. Sekali lagi pasangan yang ideal/sempurna itu nyaris  tidak ada. Karena pasangan yang sempurna itu hanya ada di dalam buku dan di dalam dongeng (dikutip dari film Radio Galau)

Setiap jenjang sekolah memiliki kenangan tersendiri yang tak mungkin dilupakan. Ada tawa dan keseruan yang mungkin hanya bisa dinikmati oleh pelaku-pelaku di dalamnya. Pikiran saya sedikit melayang ke tujuh tahun lalu ketika masih SMK dulu. Entah kenapa pikiran saya kembali menerawang ke masa-masa penuh keseruan itu. Mungkin karena sudah lama belum bertemu dengan teman-teman se-jurusan makanya saya jadi sedikit rindu dengan kenangan itu.

Iya, orang-orang yang ingin saya temui adalah teman-teman sewaktu SMK dulu. Saya dulu menempuh masa SMK dengan mengambil jurusan TKJ. Entah mengapa saya mengambil jurusan tersebut. Seperti ada sugesti tersendiri sehingga saya sangat kepincut mengambil jurusan tersebut. Awal masuk SMK memang sedikit ribet, meski begitu saya tetap semngat menjalaninya karena saya tahu akan ada hal besar yang menanti saya disana.

Saya pun terterima di SMK Negeri 1 Gorontalo jurusan Teknik Komputer Jaringan atau biasa disingkat TKJ. Sewaktu kelas X suasana kelasa masih cenderung tegang karena satu sama lain masih belum saling kenal. Saya pun cenderung 'bermain aman' agar tidak terkesan aneh di dalam kelas. Salah satu hal yang menarik di dalam kelas adalah 95% kami yang di dalam kelas adalah laki-laki sehingga lebih banyak bercandanya dibandingkan seriusnya. TKJ di zaman kami terbagi menjadi dua kelas, Namun situasi dan kondisi di kelas TKJ sebelahnya kurang lebih sama. Sama ributnya juga kayak kami. 



                                                   Foto sewaktu masih awal sekolah :)


Tak terasa kelas X berlalu, Kami pun naik kelas ke kelas XI. Disini TKJ dilebur kembali antara yang mendapatkan ranking 1-15 dan 16-30. Saat itu saya masuk dalam kelas yang rangking 1-15. Kami enggan menyebutnya kelas unggulan karena kericuhan di dalamnya sama saja kayak kelas sebelumnya. Disinilah saya mulai menemui banyak teman-teman yang selera humornya sama dan memiliki frekwensi yang sama dalam hal komunikasi verbal.  

Di kelas ini saya dipilih sebagai Ketua Kelas. Entah angin apa yang menerpa teman-teman saya sehingga memilih saya sebagi ketua kelas. Padahal saya saat itu hanya bersikap normal-normal saja. Tidak berusaha menonjol. Saya pun menerima kepercayaan itu. Hal yang paling tidak pernah saya lupakan ketika menjadi ketua kelas adalah ketika harus berargumentasi dengan salah satu guru matematika yang  killer . Itu terjadi karena kami menganggap dia sudah mengambil waktu mata pelajaran dari guru lain yang jelas merugikan kami dan guru tersebut. Saya pun dianggap sebagai pemberontak oleh guru killer tersebut. Saya waktu itu bersikap bodo amat karena itu adalah keluhan dari seluruh teman-teman dan saya berusaha menyampaikannya dengan sesopan mungkin. Sampai Saat ini saya masih tetap menghormati guru tersebut meski kadang tetap jengkel juga kalau mengingat kejadian SMK dulu.

Harus diakui tidak semua siswa memiliki kesamaan dalam selera berteman atau sejenisnya. Pada level yang lebih intim saya memiliki teman yang sudah sangat akrab yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Mereka adalah idham, Bayu, Matoong, Saprandi, Upik , Bambang, Yudha,  Eka, Didin, Ansar.  Kami menyebut nama kelompok kami dengan nama Lawsala yang artinya sering keluar rumah. Mereka sudah pasti akan menjadi teman seumur hidup saya. Karena saya sudah cukup banyak melewati suka dan duka bersama mereka. Dan mereka adalah teman yang selalu memberikan solusi meski kadang sifat jail mereka tidak pernah hilang sampai saat ini.



                                                 Moment Sewaktu Isra Mi'raj

Meski begitu pertemanan di TKJ bukanlah tanpa celah. Pasti ada konflik yang lahir faktor ego dan jiwa muda yang masih membara. Namun apapun itu kami selalu bisa menyelesaikannya. Nyaris tidak pernah sesama kami berkelahi, Justru kami paling banyak adu jotosnya sama jurusan sebelah. Sewaktu di TKJ dulu, Kami punya wali kelas tetap yang selalu tabah menjadi wali kelas kami. Nama beliau ada ibu Sitti Yohanna. Beliau berasal dari surabaya dan sangat halus dalam menegur kami dalam berbagai kesempatan. Hampir di setiap silaturahmi kami selalu menyempatkan diri mengunjungi wali kelas kami itu.



                                                    Bersama Ibu Yohana :)

Selain wali kelas yang sangat baik, kami juga memiliki ketua jurusan yang pintar dan tampan. Setidaknya itu kata cewek-cewek kami. Nama beliau adalah Bpk Edison Jassin. Sekarang beliau tidak lagi menjadi ketua jurusan namun sudah menjadi wakil kepala sekolah. Kami pun tidak kaget karena beliau sudah berhasil mengangkat citra dan pamor dari jurusan TKJ yang dulunya dipandang sebelah mata hingga kini yang menjadi jurusan favorit di sekolah. Satu hal kebiasaan kami adalah kami selalu merayakan hari lahir dari Pak Edi pada tanggal 1 Februari. Berikut beberapa momennya.




Di kelas XII kami menjadi sedikit serius dalam mempelajari setiap mata pelajaran yang diajarkan karena memang itu adalah waktu-waktu ujian. Harus saya akui itu adalah ujian nasional tersulit yang pernah saya rasakan. Karena memang nyaris tidak ada yang bisa diharapkan dalam menjawab setiap pertanyaan. Untunglah beberapa teman yang lebih pintar dari saya masih mau memberikan petunjuk sehingga kebanyakan kami tidak terlalu kesulitan. Hari pengumumuman pun tiba dan kami nyaris lulus semua karena ada 1 orang yang tidak lulus. Kami bersedih dan hanya bisa bergumam dalam hati. Meski demikian kami tetap merayakan kelulusan kami di rumah Idham yang sudah menjadi markas kami para Lawsala.


Kini kami telah lulus dan mulai memilih hidup masing-masing. Meski begitu kami selalu berkumpul tiap reuni atau setiap ulang tahun Pak Edi. Untuk kami para Lawsala kami lebih sering berkumpul dirumahnya Idham sambil membicarkan hal-hal yang seru lainnya. Selain itu kami juga beberapa kali sering hiking  hanya untuk sekedar mencari suasana baru. Atau touring ke Kotambagu untuk berkunjung ke rumah teman. Tidak banyak formasi yang berubah, Hanya ditambah beberapa teman TKJ yang ingin gabung  bersama kami.


                                                   Sewaktu di Gunung Dulamayo :)



                                                    Setelah Shalat jum'at di Kotambagu


Bisa dilihat bahwa kami hampir semuanya laki-laki jadi hampir setiap hari juga kami berbagi canda dan tawa. Kini kami mulai sudah jarang bersua lagi. Komunikasi hanya bisa lewat sosial media saja. Namun walaupun begitu saya teman-teman Lawsala masih saja berkumpul meski hanya untuk minum kopi atau bermain gaple. Namun harus saya akui saya merindukan keseluruhan kami yang begitu heboh kalau berkumpul. Bersama mereka beban hidup seperti terasa berkurang dan terasa ringan. Saya ingin bertemu dengan mereka lagi untuk kesekian kalinya meski hanya ditemani segelas kopi dan beberapa potong biskuit saya akan tetap menikmatinya.


Malu itu sebuah sikap yang tak bisa disembunyikan. Beberapa orang akan sangat ketahuan disaat sedang malu. Ada yang wajahnya menjadi memerah seperti udang atau ada yang tertawa lebar padahal tidak ada yang lucu. Malu ini seperti sebuah keniscayaan. Dia ada pada setiap manusia. Tidak terkecuali saya. Kalau dipaksa mengingat kejadian yang memalukan tentunya saya agak sedikit selektif untuk menceritakan yang mana. Maka pilihan saya jatuh pada sebuah kejadian yang memalukan yang terjadi waktu MTS dulu.

Waktu itu saya memang sangat suka menulis, Namun karena media seperti komputer atau laptop dulu masih menjadi hal yang sulit bagi saya maka menulis diary  menjadi pilihan saya. Kalau mendengar cewek menulis diary pasti sangat biasa. Namun yang menjadi masalah disini adalah yang menulis diary disini adalah saya sendiri yang notabene adalah dari laki-laki tulen. Tentunya sangat menggelikan kalau kalian melihat anak cowok seperti saya menulis diary. Kesannya pasti dasar cowok lemah.
Tapi dasar masih bau kencur saya hanya melakukan apa yang menurut saya bagus saja.

Sebenarnya juga alasan saya menulis diary  karena saat itu saya tengah jatuh cinta diam-diam kepada seseorang yang sampai saat ini tidak pernah berhasil menjadi milik saya. Sebutlah namanya Sore. Sore adalah anak yang cantik dan memiliki wajah yang mirip sekali dengan salah satu artis terkenal Indonesia Dian Sastrowardoyo. Memang harus diakui bukan hanya saya yang menaruh rasa kepada gadis ini. Ada banyak anak cowok lain yang jelas lebih menjanjikan daripada saya yang mungkin lebih pantas dipilih oleh Sore. Saya pun memilih enggan untuk menyampaikan rasa suka saya kepada Sore.

Untuk menyalurkan segala angan tentang Sore maka saya memilih untuk menuliskannnya di buku diary saya. Buku diary saya bukanlah yang pada umumnya yang punya hard cover  dan ada kertas warna warninya. Buku diary saya ditulis di buku bekas yang masih banyak sisa lembar kosongnya. Bukan apa-apa juga sih, waktu itu pilihan diary di toko dan supermarket sangat feminim . Tentunya tidak cocok dengan saya yang notabene adalah laki-laki. Mulailah saya menulis tentang Sore di buku diary saya. Saya menulis awal jumpa, Awal sapa, Bahkan hingga awal saya pernah satu kelompok dengannya dalam diskusi. Sangat menggelikan kalau mengingat saat-saat itu.

Hingga tiba suatu ketika saya secara sengaja membawa buku diary tersebut ke sekolah dengan maksud untuk dibaca ketika jam istirahat atau mengisi waktu kosong kalau guru tidak masuk. Namun Naasnya saya lupa dan meninggalkannya di laci meja saya. Awalnya saya tenang saja karena saya tahu orang-orang di kelas saya memang tahu saya sering meninggalkan buku di laci meja. Saya pun berniat untuk mengamankannya esok hari di saat jam ekskul. Nah parahnya adalah saya kembali lupa untuk mengamankannya. Saya malah asyik main takraw di lapangan dengan guru dan teman saya. Hingga akhirnya saya tersentak kaget ketika saya mengingat tentang diary saya. Spontan saya langsung menuju ke kelas dan mengamankannya. Rupanya saya terlambat, saat saya masuk ke dalam kelas rupanya cewek-cewek di kelas tengah berkumpul sambil membaca diary saya.

Rasa malu dan emosi seperti membuncah hebatnya. apalagi diantara kerumunan itu ada juga Sore disitu dan tampak malu-malu ketika saya masuk di kelas. Secara tidak sadar saya mengeluarkan berbagai makian dan umpatan dari mulut saya. Entah setan apa yang merasuki saya, semuanya tampak spontan. Memang kalau sudah emosi kadang kita tak sadar apa yang sudah kita katakan, Saya membanting beberapa meja dan kursi dan menunjuk-nunjuk dengan kasar salah satu teman cewek saya yang menurut saya menjadi aktor dari kejadian yang memalukan ini. saya pun mengambil buku diary itu dan segera mengamankannya.

Setelah kejadian itu hubungan saya dengan teman-teman saya tadi menjadi dingin. Saya enggan menyapa mereka bahkan ketika berpapasan. Namun itu tidak berlangsung lama. Saya memilih mengalah dan meminta maaf atas tindakan kasar saya. Namun diantara semua dari mereka hanya Sore yang enggan untuk saya temui karena rasa malu yang masih berkelebat di kepala saya. Kami tidak bertegur sapa selama kurang lebih setahun. Hingga akhirnya semuanya menjadi cair begitu saja ketika kami di kelas IX.

Kini Sore sudah menikah dan tengah mengandung anak pertama. Kami pernah bertemu dalam salah satu reuni dan saat itu kami sudah sangat akrab. Ada percakapan menarik antara kami saat itu ketika kami membahas diary saya. Kami hanya bisa tertwa lepas ketika mengenang hal tersebut. bahkanSore sempat mengatakan sesuatu yang tidak  bisa saya percaya. " Makanya kalau suka sama orang katakan dong, Jangan hanya tulis di diary". Saya hanya bisa tertawa lepas dan mengatakan bahwa semua sudah lewat dan saya sudah ikhlas atas apa yang terjadi.

                                                Moment sewaktu Sore Nikah. :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

hampir di setiap kata yang saya tulis saya tertawa kecil ada juga yang terbahak-bahak. Semoga Sore tidak pernah membaca tulisan ini. aamiin. :)
Tidak ada bagian dari kehilangan yang tak memilukan. Tak ada yang bisa bersikap biasa saja ketika sesuatu atau seseorang yang biasa ditemui dan selalu berbagi kasih dengannya dan kemudian pergi dan takkan kembali lagi. Kehilangan itu bersifat universal. Bagaimana tidak, hampir semua kita pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan. Tidak sedikit penulis, Penyair atau pencipta lagu yang menyampaikan rasa kehilangannya lewat sebuah karya. Tak ada satu pun manusia di bumi ini yang tak pernah merasakan kehilangan. Bahkan Sekelas Nabi Muhammad saw saja pernah mengecap perihnya kehilangan ketika ditinggal Siti Khadijah.

Sebenarnya saya enggan membicarakan tentang kehilangan, karena bagi saya menyampaikan sesuatu yang sentimental seperti ini sangat menguras perasaan. Namun karena sudah memilih ikut dalam kompetisi 7 hari menulis yang diadakan Kampus Fiksi maka saya mau tidak mau harus melepaskan ego tersebut.

Cerita tentang kehilangan kali ini adalah kehilangan seseorang yang seharusnya saya panggil Ibu. Ini yang menurut saya adalah kehilangan yang begitu memilukan bagi saya. Saya sudah ditinggalkan oleh mendiang Ibu sejak baru berumur kurang dari 2 tahun. Tak ada gambaran yang jelas bagaimana wajah ibu, saya hanya bisa mengingatnya kalau melihat-lihat fotonya di album keluarga. Kehilangan Ibu memang tidak serta merta saya rasakan sakitnya saat itu. Awalnya saya merasa biasa saja kalau dianggap sebagai anak yatim. Namun semakin kesini ketiadaan ibu memang menjadi lubang yang besar dalam perjalanan hidup saya.




Saya kerap iri melihat anak-anak yang lain bisa bersapa ria dengan ibunya hanya untuk sekedar mengeluhkan berat badannya yang mulai naik drastis atau menyampaikan curahan hatinya tentang sang pacar yang begitu manis terhadapnya. Saya tak punya momen seperti itu. Saya hanya bisa menyapu dada dan menganggap bahwa semua akan baik-baik saja.

Entah bagaimana saya merasakan kehilangan, rasanya hadir begitu saja setiap kali mengenang almarhumah ibu. Bahkan ketika kami sekeluarga berziarah ke makam ibu, saya adalah orang yang enggan meneteskan air mata. Tapi rasanya hati saya begitu teriris-iris untuk melihat makam ibu yang mulai ditumbuhi rumput-rumput liar. Saya lebih memilih meneteskan air mata untuk ibu di tempat lain, di saat mau tidur atau saat melihat ibu di dalam mimpi.

Memang tak ada jaminan hidup ini akan menjadi lebih baik kalau ibu masih diizinkan hidup. Hanya saja, Setidaknya ketika saya mengalami masa-masa sulit saya masih punya bahu yang kokoh, Telinga yang tidak bosan mendengarkan setiap kata yang saya lontarkan. Sungguh tulisan ini bukanlah upaya untuk melakukan protes kepada Tuhan. Hanya saja ini kerap menjadi sulit ketika saya menanggungnya sendirian. 

Tapi, apapun itu saya tidak akan menyerah disini. Saya percaya Tuhan punya rencana yang jauh lebih baik daripada dugaan saya. Saya percaya Tuhan adalah sutradara yang handal yang tak akan menyulitkan hambanya. Terima kasih buat keluarga, Sahabat-sahabat dan orang-orang yang tetap mau bersama-sama dengan saya mengisi lubang besar yang ditinggalkan ibu. Sekali lagi terima kasih

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
tulisan ini dibuat sambil diiringi lagu Symphony - Zara Larsson. entah mengapa lagu ini seperti mewakili segenap perasaan saya. terima kasih :)
Baiklah, temanya kali ini saya harus sedikit berimajinasi tentang bagaimana kalau saya diberikan kesempatan untuk memelihara 5 hewan maka hewan apakah yang akan menjadi pilihan saya. Jujur, saya tidak begitu dekat dengan banyak hewan karena memang wawasan saya tentang hewan termasuk sedikit. Namun, saya akan berusaha menyampaikannya berdasarkan pengalaman dan apa yang telah saya temui sehingga setidaknya ada rasa ingin memeliharanya walau hanya sedikit. oke langsung saja.

1. Kucing Kampung
  
                                                              Sumber : Google
Mungkin hewan ini termasuk hewan yang mainstream untuk dipelihara. Namun, meski begitu ada beberapa alasan mendasar mengapa saya ingin memelihara hewan ini. Dulu Sewaktu sekolah di MTS dulu saya punya kucing yang sering dipanggil "Si Putih". Sudah pasti alasan dipanggil begitu karena bulunya yang mayoritas berwarna putih dan beberapa totol-totol hitam di sisi tertentu. Kucing jantan itu dulunya sangat lucu dan imut menurut saya. Saya pun mendapatkannya karena dia tersesat begitu saja di dapur rumah saya. Karena melihat tingkahnya yang lucu dan postur tubuhnya yang masih kecil untuk berkeliaran diluar sana maka saya memutuskan untuk memeliharanya. 

Waktu pun berlalu. "Si Putih" pun mulai tumbuh besar dan mulai sedikit kalem meski sedikit masih mau bermain-main dengan saya. Hingga akhirnya dia mulai sering keluar rumah dan berantem dengan kucing tetangga. Alhasil setiap kali pulang badannya penuh dengan luka cakar yang membuat bulunnya yang dulu bersih dan mengkilap menjadi kotor dan penuh bercak darah. Saya pun kasian dan berusaha mengobati seadanya karena saya tidak paham cara merawat bulu kucing. Apalagi di zaman itu internet masih menjadi sesuatu yang mewah. Akhirnya setelah terus menerus terjadi maka "Si Putih" memilih pergi dari rumah dan tidak pernah kembali. Entahlah, mungkin dia merasa sudah cukup umur untuk berpetualang diluar sana.
Sejak saat itu saya tak pernah memelihara kucing lagi. Tapi, kalau saya diberikan kesempatan untuk memelihara kucing lagi maka saya akan pastikan memelihara kucing betina kampung supaya tidak perlu pergi dari rumah lagi. haha


2.Ayam Kampung


Mungkin kalian heran kenapa saya selalu menambahkan kata "kampung" dalam pemilihan hewan saya. Bukan tanpa alasan sih, di zaman yang sudah sangat urban ini sesuatu yang berbau kampung sering dianggap sebagai hal yang primitif dan ketinggalan zaman, Namun tidak bagi saya. Saya menganggap sesautu yang berbau kampung itu selalu bisa membuat saya benostalgia dengan masa kecil saya. Saya memiliki ikatan emosional tersendiri kalau mengingat tentang ayam. Karena sewaktu kecil dulu saya sering bermain bersama ayam yang dipelihara oleh om saya. Saya juga patut bersyukur karena di zaman sewaktu alarm hp belum diciptakan namun ayam sudah mau mengambil peran tersebut. Ayam adalah hewan yang temasuk setia menurut saya, dia bisa kembali ke kandangnya sendiri tanpa harus dipantau atau di sms dulu. haha. 

3.Penguin

Nah, hewan yang ini tidak sama sekali punya ikatan emosional dengan saya. Hanya saja penguin adalah hewan yang lucu dan menggemaskan. Ketertarikan saya terhadap penguin dikarenakan beberapa film yang saya nonton seperti Madagascar atau Mr. Poppers yang dibintangi Jim Carrey.
Sebagian besar penguin memiliki kecerdasan yang luar biasa tidak heran dalam beberapa film animasi peran penguin sering dipakai sebagai dalam menyelesaikan konflik dalam film. Ditambah lagi ada beberapa spesies penguin yang ditakdirkan untuk bisa hidup di alam tropis tentunya termasuk negara kita. Jadi tidak perlu takut kalau penguin tidak bisa beradaptasi. Dan juga Penguin makanannya tidak mahal kayak Buaya atau macan. Mereka hanya makan udang atau ikan-ikan kecil saja.

4. Beruang

Kalau yang ini termasuk Mission Impossible karena memang gak ada beruang yang diizinkan untuk dipelihara dalam rumah. Yah namanya juga keinginan. Kenapa beruang? . Sempat terbesit di pikiran saya ingin memelihara hewan yang bagi beberapa orang termasuk hewan yang berbahaya. dan pilihan saya jatuh kepada beruang. Sebenarnya tidak harus beruang kutub hanya saja beruang kutub itu memiliki tingkat kelucuan yang berbeda dibandingkan beruang yang lainnya. Badannya yang besar pasti membuat siapa pun takut, tapi beruang termasuk hewan yang cepat akrab dengan manusia tergantung pendekatannya saja yang bagaimana. hehe

5. Hedwig ( Burung Hantu Salju)

Oke yang terakhir ini sangat terinspirasi dari film Harry Potter. Hedwig yang di dalam film Harry Potter sebenarnya adalah jenis betina. namun saya memilih untuk memelihara yang jantan saja. Karena perbedaannya pada bulunya. Kalau yang jantan tidak memiliki bintik hitam sama sekali. Burung ini juga termasuk burung yang nyaris punah karena aktifitas manusia yang sudah tidak ramah lagi terhadap habitat hewan sejenis Hedwig. Memang sangat tidak mungkin memelihara burung ini karena iklim di Indonesia yang sangat tidak memungkinkan. Saya tertarik dengan burung ini karena bulunya yang sangat indah dan juga matanya yang tajam dan indah. Tapi saya memang benar-benar harus bersabar kalau ingin memelihara burung ini. kecuali saya pindah dan tinggal di daerah Texas atau Indonesia turun salju selama setahun. haha
Kita cenderung bisa mendefinisikan ciri-ciri orang lain daripada ciri-ciri kita sendiri. Memang ungkapan bahwa semut di seberang lautan lebih nampak dibandingkan gajah di pelupuk mata memang benar adanya. Tidak terkecuali saya sendiri yang memang sulit mendenisikan mahluk seperti apa saya ini. Namun walaupun begitu saya akan berusaha menggambarkan seperti apa "Aku" dalam subjektifitas saya menilainya.

Bernama Lengkap Mohamad Rifandi Harun, Namun sering dipanggil Ikal. Iya memang tidak nyambung antara nama lengkap dan nama panggilan saya. Tapi percayalah ada banyak orang di luar sana yang memiliki hal yang sama seperti saya. Saya adalah pribadi orang yang cukup sulit untuk menyukai sesuatu terutama hal tersebut adalah hal yang asing atau tabu untuk dilakukan atau dipelajari. Namun pada beberapa kondisi tertentu saya bisa menjadi sangat menyukainya tergantung perantara yang digunakan Tuhan dalam menyampaikannya kepada saya. Beberapa orang menilai saya terlalu kurus, padahal saya tak pernah berharap dilahirkan untuk menjadi kurus. Saya adalah tipe orang yang cepat emosi dan menjadi penyayang dalam satu waktu sekaligus, percayalah itu sering terjadi di kehidupan saya. Saya menyukai hampir semua jenis aliran musik, termasuk dangdut, Iya semua jenis aliran musik kalian tidak salah membacanya. Karena bagi saya semua jenis musik itu bagus tinggal bagaimana kita bisa punya kesempatan untuk menikmatinya.




Tak ada olahraga spesifik yang saya suka, padahal dulu pernah berharap menjadi olahragawan seperti penjaga gawang, pemain takraw atau pemain catur, Tapi sepertinya Tuhan punya rencana lebih baik dari itu. Saya sangat menyukai wanita yang cerdas. Karena bagi saya wanita yang memiliki kecerdasan memiliki kecantikan tersendiri yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang seperti saya. Saya adalah fans dari salah satu klub bola yang bernama Ac Milan. meski kadang sering kalah namun saya tidak bisa berpaling hati dari klub merah-hitam itu.

Mungkin begini saja perkenalannya, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Terakhir, kutipan lagu terbaik saya adalah "Loving can hurt sometimes, But it's the only thing that I know" yang saya pinjam dari lagu Ed Sheeran yang berjudul Photograph.
terima kasih :)