Ikal Harun

Day 6 : Harapan 5-10 tahun kedepan

Leave a Comment
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)


Selain karena takdir, Harapan adalah salah satu alasan mengapa kita masih tegap berdiri dan melewati setiap lika-liku dunia yang katanya sementara ini. Harapan sendiri bukan lagi Hak namun sudah menjadi kewajiban setiap manusia yang merasa hidupnya harus lebih baik dari hari ini. Harapan juga yang mengajarkan bahwa tak ada salahnya untuk berangan-angan terhadap sesuatu karena dengan begitu kita punya lebih banyak dorongan untuk meraih setiap Impian.

Bicara tentang harapan setiap kita memiliki harapannya masing-masing. Baik itu tantang diri sendiri, keluarga, negara dan lain sebagainya. Kalau ditanyakan tentang harapan saya dalam jangka waktu 5-10 tahun kedepan maka saya akan menyampaikannya yang sudah pikirkan dengan cukup matang. Berikut harapan-harapan tersebut.

   1. Lanjut Kuliah


Lucu memang saya punya harapan untuk bisa lanjut kuliah sementara gelar Sarjana saja belum diselesaikan. Memang jauh di dalam hati saya ada harapan bisa melanjutkan pendidikan sampai S2 atau S3 karena itu sudah menjadi impian saya sejak mengenal yang namanya pendidikan. Entah apa dorongan saya hingga memilki harapan seperti itu. Hal itu hanya terjadi secara alami tanpa dipaksa atau disuruh orang lain. Saya merasa akan ada hal baik yang akan terjadi ketika saya bisa mewujudkannya. Saya adalah orang yang percaya terhadap isyarat karena bagi saya isyarat adalah satu-satunya cara alam berkomunikasi dengan kita. Kalau alam sudah memberikan isyarat seperti itu mungkin itu akan menjadi pertanda baik bagi kita pribadi.

Namun ada beberapa keraguan dalam diri saya tentang melanjutkan kuliah ini. Salah satunya gelar sarjana yang belum kunjung diraih, ditambah lagi biaya pendidikan yang semakin kesini semakin membabi buta mahalnya. Beberapa hal ini yang kadang membuat saya berpikir ulang untuk melanjutkan kuliah. Namun saya juga percaya bahwa ungkapan man jadda wa jadda itu benar adanya. Apabila saya diberikan umur panjang dan diberikan kesempatan saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk bisa mewujudkan harapan ini. aamiin


   2. Menikah



Kalau ini sudah jelas. Semua orang berharap akan menikah suatu saat nanti guna memenuhi separuh agamanya. Kadang saya juga berpikir apakah sebaiknya nikah atau lanjut kuliah dulu. Karena Kalau ditilik dari segi agama dua-duanya besar faedahnya dan sangat dianjurkan. Namun sejauh ini saya belum terlalu memikirkan yang namanya nikah. Saat ini fokus saya tengah saya curahkan untuk menyelesaikan kuliah dulu barulah kemudian hal ini dipikirkan lagi. 

Sebenarnya menikah menjadi hal yang dikhawatirkan karena saat ini mulai banyak teman-teman saya yang sudah memenuhi separuh agamanya mendahului saya. Maka dari situ lahirlah pertanyaan yang nyelekit kepada saya. Seperti "Kapan nyusul?" atau "Mana calon?". Sungguh pertanyaan ini sangat menganggu karena saya tidak punya jawaban yang pasti maka saya hanya menjawab sekenanya. 

Ada juga satu hal yang membuat saya kadang-kadang kepikiran untuk cepat menikah. Yaitu 'kode' dari papa yang sewaktu dulu pernah meminta saya untuk cepat-cepat menikah. Katanya mumpung papa masih ada. Sejujurnya sedih sekali mendengar kode dari papa saat itu. bukan karena belum ada calon yang pas hanya saja hal itu akan menjadi beban pribadi bagi saya yang belum sempat membahagiakan bapak sebagai tulang punggung keluarga. Yah, semoga saja papa diberikan umur panjang untuk menyaksikan anak nakalnya ini bisa bersanding di pernikahan nanti. aamiin 

   3. Gorontalo tetap tidak macet

Suasana jalan Gorontalo pada umumnya
                                              
Gorontalo adalah nama provinsi tempat saya tinggal. Di kota saya tak akan kalian temui macet atau kenderaan yang saling klakson di jalan karena padatnya arus kenderaan. Awalnya saya bosan juga kalau hanya main di Gorontalo terus. Pernah beberapa kali sewaktu ada kesempatan saya jalan-jalan ke berbagai kota besar namun kesenangan berada di kota-kota besar itu hanyalah sementara dalam artian tidak kerasan saya hidup di kota tersebut. Bukan berarti kota tersebut jelek. Hanya saja banyak hal yang membuat saya tidak nyaman berada  disana. Salah satu yang paling menjengkelkan adalah macetnya. Mungkin bagi kalian yang merasa sudah menjadi bagain dari kota besar akan menjawab bahwa hal itu wajar karena status kota besar. Tapi mengapa di eropa atau di Amerika saya tidak mendengar istilah macet dan sebagainya. Nah, Gorontalo menjadi sangat dirindukan karena  kalian tak akan merasakan macet sama sekali. Yah kecuali itu saat hari raya ketupat atau saat malam Tumbilotohe.

Saya selalu berharap Gorontalo akan terus seperti ini. Dalam artian suasana kotanya. Biarlah orang bilang tak ada perkembangan. Karena bagi saya yang utama bukanlah banyaknya bangunan pencakar langit. Yang penting bagi saya adalah kualitas masyarakatnya dan prestasi daerah yang harus ditingkatkan. Saya adalah orang yang akan menolak nanti apabila Gorontalo menjadi kota yang tata kotanya tidak baik dan menjadi sempit. Saya berharap Gorontalo tetap berkembang namun tak memaksakan diri menjadi kota besar. Percayalah banyak orang yang merasa nyaman dengan kota ini karena kerenggangannya. Semoga kota ini tetap bisa maju tanpa mengorbankan kenyamanan masyarakatnya. aamiin
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar