Ikal Harun

Hari 5 : Guyonan yang dirindukan #7DaysKF

2 comments
Setiap jenjang sekolah memiliki kenangan tersendiri yang tak mungkin dilupakan. Ada tawa dan keseruan yang mungkin hanya bisa dinikmati oleh pelaku-pelaku di dalamnya. Pikiran saya sedikit melayang ke tujuh tahun lalu ketika masih SMK dulu. Entah kenapa pikiran saya kembali menerawang ke masa-masa penuh keseruan itu. Mungkin karena sudah lama belum bertemu dengan teman-teman se-jurusan makanya saya jadi sedikit rindu dengan kenangan itu.

Iya, orang-orang yang ingin saya temui adalah teman-teman sewaktu SMK dulu. Saya dulu menempuh masa SMK dengan mengambil jurusan TKJ. Entah mengapa saya mengambil jurusan tersebut. Seperti ada sugesti tersendiri sehingga saya sangat kepincut mengambil jurusan tersebut. Awal masuk SMK memang sedikit ribet, meski begitu saya tetap semngat menjalaninya karena saya tahu akan ada hal besar yang menanti saya disana.

Saya pun terterima di SMK Negeri 1 Gorontalo jurusan Teknik Komputer Jaringan atau biasa disingkat TKJ. Sewaktu kelas X suasana kelasa masih cenderung tegang karena satu sama lain masih belum saling kenal. Saya pun cenderung 'bermain aman' agar tidak terkesan aneh di dalam kelas. Salah satu hal yang menarik di dalam kelas adalah 95% kami yang di dalam kelas adalah laki-laki sehingga lebih banyak bercandanya dibandingkan seriusnya. TKJ di zaman kami terbagi menjadi dua kelas, Namun situasi dan kondisi di kelas TKJ sebelahnya kurang lebih sama. Sama ributnya juga kayak kami. 



                                                   Foto sewaktu masih awal sekolah :)


Tak terasa kelas X berlalu, Kami pun naik kelas ke kelas XI. Disini TKJ dilebur kembali antara yang mendapatkan ranking 1-15 dan 16-30. Saat itu saya masuk dalam kelas yang rangking 1-15. Kami enggan menyebutnya kelas unggulan karena kericuhan di dalamnya sama saja kayak kelas sebelumnya. Disinilah saya mulai menemui banyak teman-teman yang selera humornya sama dan memiliki frekwensi yang sama dalam hal komunikasi verbal.  

Di kelas ini saya dipilih sebagai Ketua Kelas. Entah angin apa yang menerpa teman-teman saya sehingga memilih saya sebagi ketua kelas. Padahal saya saat itu hanya bersikap normal-normal saja. Tidak berusaha menonjol. Saya pun menerima kepercayaan itu. Hal yang paling tidak pernah saya lupakan ketika menjadi ketua kelas adalah ketika harus berargumentasi dengan salah satu guru matematika yang  killer . Itu terjadi karena kami menganggap dia sudah mengambil waktu mata pelajaran dari guru lain yang jelas merugikan kami dan guru tersebut. Saya pun dianggap sebagai pemberontak oleh guru killer tersebut. Saya waktu itu bersikap bodo amat karena itu adalah keluhan dari seluruh teman-teman dan saya berusaha menyampaikannya dengan sesopan mungkin. Sampai Saat ini saya masih tetap menghormati guru tersebut meski kadang tetap jengkel juga kalau mengingat kejadian SMK dulu.

Harus diakui tidak semua siswa memiliki kesamaan dalam selera berteman atau sejenisnya. Pada level yang lebih intim saya memiliki teman yang sudah sangat akrab yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Mereka adalah idham, Bayu, Matoong, Saprandi, Upik , Bambang, Yudha,  Eka, Didin, Ansar.  Kami menyebut nama kelompok kami dengan nama Lawsala yang artinya sering keluar rumah. Mereka sudah pasti akan menjadi teman seumur hidup saya. Karena saya sudah cukup banyak melewati suka dan duka bersama mereka. Dan mereka adalah teman yang selalu memberikan solusi meski kadang sifat jail mereka tidak pernah hilang sampai saat ini.



                                                 Moment Sewaktu Isra Mi'raj

Meski begitu pertemanan di TKJ bukanlah tanpa celah. Pasti ada konflik yang lahir faktor ego dan jiwa muda yang masih membara. Namun apapun itu kami selalu bisa menyelesaikannya. Nyaris tidak pernah sesama kami berkelahi, Justru kami paling banyak adu jotosnya sama jurusan sebelah. Sewaktu di TKJ dulu, Kami punya wali kelas tetap yang selalu tabah menjadi wali kelas kami. Nama beliau ada ibu Sitti Yohanna. Beliau berasal dari surabaya dan sangat halus dalam menegur kami dalam berbagai kesempatan. Hampir di setiap silaturahmi kami selalu menyempatkan diri mengunjungi wali kelas kami itu.



                                                    Bersama Ibu Yohana :)

Selain wali kelas yang sangat baik, kami juga memiliki ketua jurusan yang pintar dan tampan. Setidaknya itu kata cewek-cewek kami. Nama beliau adalah Bpk Edison Jassin. Sekarang beliau tidak lagi menjadi ketua jurusan namun sudah menjadi wakil kepala sekolah. Kami pun tidak kaget karena beliau sudah berhasil mengangkat citra dan pamor dari jurusan TKJ yang dulunya dipandang sebelah mata hingga kini yang menjadi jurusan favorit di sekolah. Satu hal kebiasaan kami adalah kami selalu merayakan hari lahir dari Pak Edi pada tanggal 1 Februari. Berikut beberapa momennya.




Di kelas XII kami menjadi sedikit serius dalam mempelajari setiap mata pelajaran yang diajarkan karena memang itu adalah waktu-waktu ujian. Harus saya akui itu adalah ujian nasional tersulit yang pernah saya rasakan. Karena memang nyaris tidak ada yang bisa diharapkan dalam menjawab setiap pertanyaan. Untunglah beberapa teman yang lebih pintar dari saya masih mau memberikan petunjuk sehingga kebanyakan kami tidak terlalu kesulitan. Hari pengumumuman pun tiba dan kami nyaris lulus semua karena ada 1 orang yang tidak lulus. Kami bersedih dan hanya bisa bergumam dalam hati. Meski demikian kami tetap merayakan kelulusan kami di rumah Idham yang sudah menjadi markas kami para Lawsala.


Kini kami telah lulus dan mulai memilih hidup masing-masing. Meski begitu kami selalu berkumpul tiap reuni atau setiap ulang tahun Pak Edi. Untuk kami para Lawsala kami lebih sering berkumpul dirumahnya Idham sambil membicarkan hal-hal yang seru lainnya. Selain itu kami juga beberapa kali sering hiking  hanya untuk sekedar mencari suasana baru. Atau touring ke Kotambagu untuk berkunjung ke rumah teman. Tidak banyak formasi yang berubah, Hanya ditambah beberapa teman TKJ yang ingin gabung  bersama kami.


                                                   Sewaktu di Gunung Dulamayo :)



                                                    Setelah Shalat jum'at di Kotambagu


Bisa dilihat bahwa kami hampir semuanya laki-laki jadi hampir setiap hari juga kami berbagi canda dan tawa. Kini kami mulai sudah jarang bersua lagi. Komunikasi hanya bisa lewat sosial media saja. Namun walaupun begitu saya teman-teman Lawsala masih saja berkumpul meski hanya untuk minum kopi atau bermain gaple. Namun harus saya akui saya merindukan keseluruhan kami yang begitu heboh kalau berkumpul. Bersama mereka beban hidup seperti terasa berkurang dan terasa ringan. Saya ingin bertemu dengan mereka lagi untuk kesekian kalinya meski hanya ditemani segelas kopi dan beberapa potong biskuit saya akan tetap menikmatinya.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

2 komentar:

  1. Wah asik ya cerita SMKnya, dulu saya juga belajar di SMK walau lebih banyak pahitnya daripada manisnya 😂😂😂
    Btw baca dan review tulisan saya juga yaa http://kairistory96.blogspot.co.id/2017/06/kako-ni-iru-watashi-e-untuk-aku-di-masa.html?m=1
    Makasiih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sabar ya .. tidak semua jenjang kehidupan itu menyenangkan.. ada jeleknya juga.. hehe

      Hapus